Posted by mohamad awal lakadjo | Posted in Makalah Ilmiah | Posted on 02.00
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan diri merupakan kegiatan
pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu
agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan
dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan
proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari
keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering
menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang oleh
orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan.
Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam
bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/pelatihan). Administrasi tidak hanya
dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/keteraturan kita dalam
pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi
setiap hari secara berkelanjutan. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan
kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.
Terbatasnya
pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan
memahaminya dengan sungguh-sungguh.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat memahami hakikat administrasi di
sekolah dan pentingnya administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses
belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Administrasi Pendidikan
Pengertian administrasi pendidikan akan
diterangkan meninjaunya dari berbagai aspeknya. Marilah kita lihat administrasi
pendidikan dari berbagai aspeknya itu, agar kita dapat memahaminya dengan lebih
baik.
Pertama, administrasi pendidikan
mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita
ketahui, tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai
dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian
pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas
satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai
dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau
tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan
itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai
oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan
segala aspek kerumitannya.
Kedua, administrasi pendidikan
mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan pendidikan. Proses itu
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan
penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai,
bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa
banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat
dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri
dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk
mengubah masukan menjadi keluaran.
Keempat, administrasi pendidikan juga
dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini,
perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber
yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan
dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang
dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.
Kelima, administrasi pendidikan juga
dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari
kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan
administrator penddikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani,
ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Keenam, administrasi pendidikan juga
dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan
kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang
mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan
ia harus memecahkan masalah itu.
Ketujuh, administrasi pendidikan juga
dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana
sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan
kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.
Kedelapan, administrasi seringkali
diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang
intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan,
menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan
laporan.
2.2
Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi
pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang
tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya
kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan
itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari
perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya
fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian
usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan
dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan
pendidikan itu.
1.
Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di
sini karena alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran
dari tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan
keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat
administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu
juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di
jenjang pendidikan itu.
2.
Proses
sebagai fungsi administrasi pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi
pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut
harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus),
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis
besar pada bagian terdahulu.
a.
Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dari
sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan
sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud
dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam
perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi
masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi
alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.
b.
Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang
(guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran
untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung
jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga
dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
c.
Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu
usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti
yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan
sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra
petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
d.
Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan
sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di
sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya
dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
e.
Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan
mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan
menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan
dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan
anggaran tersebut.
f.
Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah,
pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid
pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang
telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang
dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a) memperoleh
dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan
tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c).
memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi
yang dapat merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang tua
murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.
2.3 Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan pada intinya adalah semua bentuk
usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan,
dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu). Tujuan
pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan kegiatan itu.
1.
Bidang
administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang
materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat
perlengkapan.
2.
Bidang
administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai
sekolah dan sebagainya.
3.
Bidang
administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum,
pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.
2.4 Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan
Tugas
utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu lingkungan
tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di
samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai
komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan
kerjanya. Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah
melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya
telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat
penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian
kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah,
keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan
sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan
yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama,
dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk
guru harus terlibat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Administrasi
pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, pengertian administrasi
pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang yaitu kerja sama,
proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses
pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan. Guru sangat berperan dalam
administrasi pendidikan, tugas utama guru yakni sebagai pengelola dalam proses
belajar mengajar di lingkungan sekolah
3.2
Saran
Kiranya dalam pelaksanaan administrasi pendidikan semua
anggota bisa beperan aktif, tentunya semua itu tidak luput dari pengawasan dan
keaktifan dari pemimpin artinya bisa terjalin kerja sama antara semua personel.
Jika ada kesalahan dalam makalah ini, akan diperbaiki dan
benarkan sebagaimana mestinya, untuk kesempurnaan makalah yang di maksud.
DAFTAR
PUSTAKA
Soetjipto, Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
Comments (0)
Posting Komentar