Video ini di peruntukkan bagi setiap orang yang melihat dan yang ingin tertawa,... jika anda tidak tertawa bukan karena video ini tidak lucu, tapi karena hati anda tidak terbuka dan kurang cerdas untuk memahami
SELAMAT DATANG DI WAJAH KONSELING KREATIF
Posted by mohamad awal lakadjo | Posted in Artikel Ilmiah | Posted on 07.04
Pakar
dalam Kecerdasan Emosi ini ialah Daniel
Goleman. Orang yang gagal dalam hidup bukan karena kecerdasan intelektual
yang rendah namun karena kurang memiliki kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi ini
merujuk pada kemampuan-kemampuan memahami diri, mengelola emosi, memanfaatkan
emosi secara produktif, empati dan membina hubungan.
Ada beberapa unsur
Kecerdasan Emosi
1.
Kesadaran diri : mengenal dan
merasakan emosi sendiri, memahami faktor penyebab yang timbul, dan mengenal
pengaruh perasaan terhadap tindakan
2.
Mengelola emosi : bersikap toleran
terhadap frustasi, mampu mengendalikan marah secara lebih, dapat mengendalikan
perilaku agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain, memiliki kemampuan
mengatasi stres, dan dapat mengurangi perasaan kesepian bahkan cemas
3.
Memanfaatkan emosi secara produktif : memiliki
rasa tanggungjawab, mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan, dan
tidak bersikap impulsive
4.
Empati : mampu menerima sudut pandang orang
lain, memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain, dan mampu mendengarkan
orang lain
5.
Membina hubungan : memahmi pentingnya
membina hubungan dengan orang lain, dapat menyelesaikan dengan konflik dari
orang lain, memiliki kemampun berkomunikasi dengan orang lain, memiliki sikap
bersahabat atau mudah bergaul dengan orang lain, memiliki sikap tenggang rasa, memiliki
perhatian terhadap kepentingan orang lain, dapat hidup selaras dengan kelompok,
bersikap senang berbagi rasa dan bekerjasama, dan bersikap demokratis
Posted by mohamad awal lakadjo | Posted in Artikel Ilmiah | Posted on 02.43
A. TEORI STRES
Stres
merupakan fenomena psikofisik. Steres dialami oleh setiap orang, dengan tidak
mengaenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau status sosial ekonomi. Stres
bisa di alami oleh seorang bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa; dialami
pejabat atau warga masyarakat biasa; dialami oleh pengusaha atau karyawan; dialami
guru ataupun siswa; dan dialami oleh pria maupun wanita.
Stres dapat berpengaruh positif maupun
negatif terhadap individu. Pengaruh positif, yaitu mendorong individu untuk
melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan pengalaman baru.
Sedangkan pengaruh negatif, yaitu menimbulkan perasaan-perasaan tidak pecaya
diri, penolakan, marah, atau depresi; dan memicu berjangkitnya sakit kepala,
sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.
Teori dasar tentang tentang stres
dapat disimpulkan ke dalam tiga variabel pokok, yaitu sebagai berikut (Ray
Woolfe dan Windy Dryden, 1998: 530-532; James W. Greenwood, III & James W.
Greenwood, Jr., 1979: 30) (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2006: 250-251).
1)
Variabel Stimulus, atau engineering approach (pendekatan
rekayasa) yang mengkonsepsikan stres sebagai suatu stimulus atau tuntutan yang
mengancam (berbahya), yaitu tekanan dari luar terhadap individu yang dapat
menyebabkan sakit (mengganggu kesehatan). Dalam model ini, stres dapat juga
disebabkan oleh stimulus eksternal baik sedikit maupun banyak.
2)
Variabel Respon, atau phsyiological approach (pendekatan
fisiologis) yang didasarkan pada model triphase dari Hans Selye. Dia
mengembangkan konsep yang lebih spesifik tentang reaksi manusia terhadap
stressor, yang dia namakan GAS (General Adaptation Syndrome) yaitu mekanisme
respon tipikal tubuh dalam merespon rasa sakit, ancaman atau stressor lainnya. GAS
terdiri atas 3 tahap, yaitu: (a) reaksi alarm, yang terjadi ketika organisme merasakan
adanya ancaman, yang kemudian meresponnya dengan “fight” atau “flight”. (b)
resistance, yang terjadi apabila stres itu berkelanjutan, di sini terjadi
fisiologis yang melakukan keseimbangan sebagai upaya mengatasi ancaman dan (c) exhaustion, yang terjadi jika stres
terus berkelanjutan di ats periode waktu tertentu, sehingga organisme mengalami
sakit (menurut Selye, organisme memiliki keterbatasan untuk melawan (fight stress). Dia mendefinisikan stres
sebagai “The state which manifests it
self by the GAS”, atau “The nonspecific
response of the body to any demand made upon it”. Selanjutnya dia mengemukakan
bahwa stres merupakan hal yang esensial bagi kehidupan. Tanpa stres tidak ada
kehidupan, namun kegagalan dalam mereaksi stressor merupakan pertanda kematian.
3)
Variabel Interaktif, yaitu yang
meliputi dua teori yaitu sebagai berikut.
a.
Teori Interaksional. Teori yang memfokuskan
pembahasannya kepada aspek-aspek (1) keterkaitan antara individu dengan
lingkungannya, dan (2) hakikat hubungan antara tuntutuan pekerjaan dengan
kebebasan mengambil keputusan. Namun penelitian-penelitian terakhir
mengindikasikan bahwa terdapat bukti yang lemah yang mendukung hubungan antara
tuntutan-tuntutan spesifik dengan sakit.
b.
Teori Transaksional yang memfokuskan
pembahasannya kepada aspek-aspek kognitif dan afektif individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya, serta gaya-gaya “coping” yang dilakukannya. Salah satu
teori yang terkenal dari teori transaksional ini adalah teori dari Lazarus dan
Folkman (1984). Mereka mendefinisikan stres sebagai “akibat dari
ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan.” Pengertian ini
mengimplikasikan bahwa apabila tuntuan itu lebih besar dari kemampuan yang dimiliki
individu, maka dia akan mengalami stres. Tetapi sebaliknya, apabila kemampuan individu
lebih besar dari tuntutan, atau dia memiliki kesanggupan untuk mengatasi ancaman
yang dihadapi, maka dia menilai tuntutan atau ancaman itu sebagai tantangan,
sehingga tuntutan itu tidak menyebabkan stres.
Terkait
dengan variabel respon terhadap stres, Walter Cannon, sekitar tahun 1932
mengemukakan bahwa manusia merespon peristiwa stres dengan fisik maupun psikis untuk
mempersiapkan dirinya, apakah melawan/mengatasi atau menghindari/melarikan diri
dari stres (fight or flight response). Selanjutnya dia mengatakan bahwa ketika
individu mempersespsi adanya ancaman, maka tubuhnya secara cepat mereaksinya
melalui sistem syaraf simpatetik dan sistem endoktrin. Respon atau reaksi tubuh
itu memobilisasi organisme untuk menyerang atau menghindari ancaman tersebut.
Cannon berpendapat bahwa di satu sisi, respon atau reaksi “fight-or-flight” itu merupakan usaha organisme untuk beradapatasi,
sebab melalui reaksi itu organisme dapat mereapon ancaman secara cepat. Di
dsisi lain, stres itu dapat merugikan organisme, karena menggangu fungsi emosi
dan fisik, serta dapat menyebabkan masalah kesehatan setiap saat. Apabila stres
tersebut terus menerus terjadi, berarti individu akan mengalami masalah
kesehatan selamanya.
Menurut
Dadang Hawari (dalam Syamsu dan Nurihsan, 2006: 251-252) stres tidak dapat
dipisahkan dari distres dan depresi, karena satu sama lainnya saling terkait. Stres
merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya. Apabila
fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distres. Sedangkan depresi
merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya. Dalam banyak hal manusia
akan cukup cepat untuk pulih kembali dari pengaruh-pengaruh pengalaman stres.
Manusia mempunyai suplai yang baik dan energi penyesuaian diri untuk dipakai
dan di isi kembali bilamana perlu.
Dari
beberapa pendapat di atas, stres ialah perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau
tertekan, baik fisik maupin psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap
stressor stimulus yang berupa peristiwa, objek, atau orang) yang mengancam,
mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan,
atau kesejahteraan hidupnya.
Stimulus
yang termasuk (a) peristiwa, seperti: ujian/tes bagi para pelajar/mahasiswa,
kematian seseorang yang dicintai, banjir dan gempa bumi; (b) objek, seperti:
bbinatang buas, peraturan yang berat atau tuntutan pekerjaan/tygas yang di luar
kemampuan; dan (c) orang, seperti: sikap dan perlakuan orang tua dan guru yang
galak atau kasar, pemimpin yang otoriter, para preman (orang-orang jahat), dan
penguasa yang zalim.
B. GEJALA STRES
Adapaun
orang yang mengalami stres dapat di lihat dari gejala-gejala sebagai berikut.
1)
Gejala Fisik, diantaranya: sakit
kepala, sakit lambung (mag), hipertensi (darah tinggi), sakit jantung atau
jantung berdebar-debar, insomnia (sulit tidur), mudah lelah, keluar keringat
dingin, kurang selera makan, dan sering buang air kecil.
2)
Gejal Psikis, diantaranya: gelisah
atau cemas, kurang dapat berkonsentrasi belajar atau bekerja, sikap apatis
(masa bodoh), sikap pesimis, hilang rasa humor, bungkam seribu bahasa, malas
belajar atau bekerja, sering melamun, sering marah-marah atau berskap agresif
(baik secara verbal, seperti: kata-kata kasar, dan menghina; maupun non-verbal,
seperti: menmpeleng, menendang, membanting pintu, dan memcahkan barang-barang).
C. Faktor-faktor Pemicu Stres
Faktor-faktor
pemicu stres dapat diklasifiaksikan ke dalam beberapa kelompok berikut.
1)
Stressor fisik-biologis, seperti
penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik atau keang berfungsinya salah satu
anggota tubuh, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal (seperti: terlalu
kecil, kurus, pendek atau gemuk).
2)
Stressor Psikologik, seperti: berburuk
sangka, frustasi karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan, hasud (iri
hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan
keinginan yang di luar keampuan.
3)
Stressor Sosial: (a) iklim kehidupan
keluarga, seperti: hubungan antar anggota keluarga yang tidak harmonis (broken
home), perceraian, suami atau istri selingku, suami atau istri meninggal, anak
yang nakal, sikap dan perlakuan orang tua yang keras, salah seorang anggota
keluarga mengidap gangguna jiwa,dan tingkat ekonomi keluarga yang rendah; (b)
faktor pekerjaan, sperti: kesulitan mencari pekerjaan, pengangguran, kena PHK,
perselisihan denga atasan; (c) iklim
lingkungan, seperti: maraknya kriminalitas, tawuran antar kelompok mahasiswa
atau masyarakat, harga kebutuhan pokok mahal, kemacetan lalu lintas, dan
kehidupan politik ekonomi yang tidak stabil.
Faktor-faktor yang mengganggu kestabilan (stres) organisme berasala dari dalam maupun dari luar. Faktor yang berasal dari dalam diri oeganisme adalah biologis dan psikologis, sedangkan yang berasal dari luar adalah faktor lingkungan.
1)
Faktor Biologis
Stressor biologis
meliputi faktor-faktor genetika, pengalaman hidup, ritme biologis, tidur,
postur tubuh, kelelahan, penyakit, dan abnormalitas adapatasi.
a.
Faktor Genetika
Faktor
yang berkembang sebelum kelahiran atau komposisi genetika, proses perkembangan
dalam kandungan seperti ibu yang mengkonsumsi obat-obatan, alkohol atau makan
yang menyebabkan alergi maka akan merusak perkembangan bayi yang sedang di
kandung.
b.
Pengalaman Hidup
Pengalaman
hidup ialah proses transisi kehidupan individu dari masa ke masa, masa transisi melahirkan suasana krisis
atau stres pada individu.
c.
Tidur (Sleep)
Setiap
orang membutuhkan yang namanya tidur, apabila individu mengalami kurang tidur atau
tidurnya kurang nyenyak maka akan berakibat kurang baik bagi dirinya, seperti:
tidak dapat berkonsentrasi, kurang semangat untuk melakukan aktivitas, mudah
tersinggung, mengalami gngguan halusinasi.
d.
Diet
Diet
artinya makanan atau vitamin sebagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam
hidup setiap individu membutuhkan nutrisi yang seimbang, kekurangan atau
kelebihan nutrisi akan mempengaruhi proses metabolisme tubuh yang normal dan
mengganggu kadar gula darah yang normal, sehingga menimbulkan stres.
e.
Postur Tubuh
Postur
merupakan fungsi dari kerangka dan perototan tubuh secara keseluruhan. Postur
yang kurang sempurna mempunyai pengaruh yang kurang baik kepada suasana
pskologis individu dan kemampuan berhubungan sosialnya dengan orang lain.
f.
Kelelahan
Kondisi
di mana reseptor sensoris atau motor kehilangan kemampun untuk merespon
stimulus.
g.
Penyakit
Semua
penyakit mengganggu ritme biologis yang normal dan cenderung melahirkan
kelelahan, pola tidur yang tidak teratur, ketegangan otot, dan gangguan
lainnya.
h.
Adaptasi yang abnormal
Adaptasi
yang abnormal ini dapat melamahkan kemampuan tubuh untuk memberikan respon yang
normal terhadap stressor, sehingga tubuh mudah terserang stres.
2.
Faktor Psikologis
Faktor
psikologis di duga menjadi pemicu stres, diantaranya sebagai berikut.
a.
Persepsi
Salah satu faktor yang telibat dalam
persepsi adalah pancaindera. Ingatan, motivasi, gen keturunan, dan interpretasi
dari sinyal yang di terima oleh pancaindra bersatu membentuk persepsi. Jika
kita dapat mengendalikan persepsi maka kita memiliki kekuatan mengendalikan
sumber stres, karena stres sering muncul atas apa yang kita lihat dan kita
dengar.
b.
Perasaan dan Emosi
1.
Kecemasan
Perasan cemas yang berkepanjangan
menyebabkan kekhawatiran, ketakutan, dan perilaku stres lainnya.
2.
Rasa bersalah dan khawatir
Rasa bersalah ditandai dengan merasa
diri tidak berguna atau erasa diri sebagai orang jahat, rasa cemas juga
ditandai dengan adanya pikiran negatif akan sesuatu hal secara berulang dan
terus menerus.
3.
Rasa takut
Rasa takut berkaitan denga
kejadianyang akan terjadi, ras takut adalah tanggapan terhadap suatu ancaman
tertentu, beda denga gelisah yang merupakan tanggapan atas ancaman yang belum
menentu kejelasannya. Rasa takut yang tidak terkendali menuju kepada perilaku
mengakibatkan stres.
4.
Marah
Marah adalah emosi yang kuat dengan
ditandai reaksi sitem syaraf yang akut dan denga adanya sikap melawan baik
secara terang-terangan atau tersembunyi. Menahan untuk marah dapat berakibat
stres baik pada secara emosi ataupun psikis.
5.
Cemburu
Cemburu me;liputi keinginan untuk
menguasai, mengendalikan sebagai rasa kepemilikan. Cemburu dapat menimbilkan
rasa cemas, takut, gelisah, atau marah.
6.
Kesedihan dan kedukaan
Kesediahan dan kedukaan dapat
menumbuhkan emosi yang dapat menyebabkan stres.
c.
Situasi
Sebuah konsepsi individual tentang
sesuatu keadaan atau kondisi di man dia berada pada suatu waktu.
d.
Pengalamn hidup
Setiap kejadian dalam hidup memiliki
implikasi psikologis dan mungkin beberapa kejadian dapat menimbulkan stres.
e.
Keputusan hidup
Keputusan hidup memiliki konsekuensi
psikologis yang lama yang akan menentukan jalan hidup dan kesehatan mental
individu.
f.
Perilaku behaviorsemua output dari
setiap tingkatan heirarki dari sistem syaraf, seperti sensasi, perasaan, emosi,
kesadaran, penilaian, dsb. Lebih jauh lagi, setiap peilaku di atas dapat
menyebabkan stres dan juga dapat merupakan akibat dari stres.
3.
Faktor Lingkungan
a.
Lingkungan Fisik, cuaca, peristiwa
alam, gedung tempat kerja tidak nyaman, dll.
b.
Ligkungan biotik, manusia modern
cenderung jadi pemangsa, bagi makhluk lainnya
c.
Lingkungan sosial
Kehidupan perkotoran, gaya hidup modern, suasana
tempat kerja, iklim kehidupan keluarga.
INVENTORI
TUGAS PERKEMBANGAN (ITP)
Inventori tugas perkembangan adalah instrumen yang digunakan
untuk memahami tingkat perkembangan individu. ITP ini dimaksudkan untuk menunjang
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. ITP di susun dalam 4 buku inventori,
masing-masing memahami perkembangan peserta didik di tingkat SD, SMP, SMA, dan
perguruan tinggi. Tingkatan perkembangan merupakan struktur kontinum
perkembangan diri dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks,
digunakan untuk mendiskripsikan keberadan individu dalam kontinum perkembangan.
Setiap tingkatan di bangun atas dasar tingkatan sebelumnya dan menjadi dasar
tingkatan berikutnya. Peningkatan perkembangan sepanjang kontinum perkembangan
menggambarkan perbedaan kualitatif tentang cara-cara individu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Aspek-aspek
yang di Ukur
Dalam ITP, ada 10 aspek yang di ukur untuk siswa SD dan SMP,
sementara untuk siswa SMA dan perguruan tinggi ada 11 aspek, yaitu :
1.
Landasan
hidup religius
2.
Landasan
perilaku etis
3.
Kematangan
emosional
4.
Kematangan
intelektual
5.
Kesadaran
tanggungjawab
6.
Peran
sosial sebagai pria atau wanita
7.
Peneriamaan
diri dan pengembangannya
8.
Kemandirian
perilaku
9.
Wawasan
persiapan karir
10. Kematangan hubungan dengan
teman sebaya
11. Persiapan diri untuk pernikahan
dan hidup berkeluarga
Karakteristik
Khas Angket ITP
1.
ITP
berbentuk angket terdiri dari kumpulan pernyataan, di mana setiap nomor terdiri
dari 4 butir pernyataan yang mengukur satu subaspek.
2.
Tingkat
perkembangan siswa dapat di lihat dari skor yang diperoleh pada setiap aspek.
3.
Besar
skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa.
4.
Angket
ITP untuk setiap tingkat pendidikan memiliki jumlah soal yang berbeda. ITP SD
dan ITP SMP memiliki jumlah soal 50, di mana setiap soal memiliki 4 butiran
pilihan. Pada proses pengolahan yang di skor hanya 40 soal, sedangkan yang 10
butir soal untuk mengontrol tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab atau
mengerjakan ITP. Sedangkan ITP tingkat SMA dan PT memiliki jumlah butir soal 77,
di mana setiap butir soal memiliki 4 butir pernyataan piliahn. Pada proses
pengolahan yang di skor hanya 66 butir soal, sedangkan yang 11 butir soal lainyya
digunakan untuk mengontrol tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab
atau mengerjakan ITP.
Kelebihan
dan Kekurangan ITP
Kelebihan ITP
1.
Melalaui
skor hasil ITP konselor dapat lebih mudah memahami tingkat perkembangan
individu.
2.
Alat
asesmen yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan program bimbinga dan
konseling berbasis perkembangan individu.
3.
Pengolahan
hasil ITP dapat dilakukan dengan cepat karena dilengkapi dengan program pengolahan
ATP berbasis komputer versi 3,5.
Kekurangan ITP
1.
Belum
dapat digunakan sebagai alat seleksi, baik untuk menentukan kelulusan maupun
untuk penempatan.
2.
Skor
ITP belum di uji hubungannya dengan aspek perkembangan atau aspek kepribadian
lainnya, sehingga belum dapat digunakan untuk memprediksi aspek kepribadian
sacara lengkap.
3.
Penggunaan
ITP sebagai dasar pengembangan model bimbingan di perguruan tinggi telah di uji
secara empirik. Namun jumlah sekolah uji coba masih terbatas.
4.
Penggunaan
ATP untuk kalangan luas masih dalam tahap awal, sehingga masukkan untuk
penyempurnaan ITP maupun ATP masih diharapkan dari para pemakai.
Keterandalan
Menggunakan ITP
Sesuai deng apenelitian yang telah dicobakan kepada 336 siswa
SD, 323 siswa SMP, 313 siswa SMA, dan 219 mahasiswa. Hasil sementara menunjukkan
tingkat rehabilitas dan validitas pada tingkat sedang. Hasil uji coba
menunjukkan bahwa makin tinggi konsistensi peserta didik dalam menjawab makin
tinggi tingkat reliabilitasnya. Apabila di lihat dari homogenitas peserta didik
peserta didik mengerjakan ITP, maka makin homogen reabilitas semakin rendah.
Artinya bila ITP diadministrasikan pada kelompok heterogen dan peserta
mengerjakan dengan sungguh-sungguh, tingkat reliabilitas ITP akan tinggi.
Peran
dan Fungsi Konselor
1.
Perencana,
yaitu memulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapka peserta
didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan lembar jawaban ITP sesuai
jumlah peserta didik sasaran, dan membuat satuan layanan asesmen ITP.
2.
Pelaksanan,
yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan
data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat dipastikan
seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3.
Melakukan
pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil dengan menggunakan
format yang spesifi, berdasarkan skoor yang diperoleh menetapkan tingkat
pencapaian tugas pekembangan, membuat grafik 11 aspek perkembangan, serta
membuat deskripsi analisis kualitatif pencapaian tahap perkembangan dan aspek perkembangan
dengan merujuk pada pedoman yang ada.
4.
Melakukan
tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan dan
konseling yang sesuai denga kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Langkah
Pengadministrasian
Perencanaan
Konselor melaksanakan perencanaan seperti
1.
Menetapkan
tujuan layanan asesmen.
2.
Menetapkan
sasaran dan jumlah sasaran layanan.
3.
Menetapkan
waktu dan tempat pelaksanaan asesmen yang memiliki pencahayaan dan sirkulasi
udara yang baik.
4.
Penyediaan
meja dan kursi yang nyaman untuk mengerjakan asesmen.
5.
Menyiapkan
buku ITP dan lembar jawaban ssuai dengan jumlah sasaran yang akan mengikuti
asesmen.
Pelaksanaan
1.
Pada
pertemuan awal, konselor memberikan verbal setting seperti menjelaskan tujuan,
manfaat, dan kerahasiaan.
2.
Siswa
dibagikan buku inventori beserta lembar jawaban.
3.
Meminta
siswa mengisi identitas pada lembar jawaban.
4.
Konselor
membacakan petunjuk pengerjaan, sementara siswa membaca petunjuk yang terdapat
dalam buku ITP.
5.
Tanya
jawab dan penjelasan lebih lanjut bila ada siswa yang masih belum memahami cara
mengerjakan.
6.
Siswa
dipersilahkan mengerjakan ITP pada lembar jawaban.
7.
Waktu
pengerjaan secukupnya, paling cepat 20 menit dan paling lambat 40 menit, tidak
ada yang boleh mengosongkan jawaban.
8.
Selesai
mengerjakn, lembar jawaban dan buku inventori dikumpulkan.
Langkah-langkah
Pengolahan dan Analisis
Penskoran dan pengolahan
1.
Mengelompokkan
jawaban sesuai tingkatan sekolah dengan kunci jawaban yang berbeda.
2.
Menghitung
tingkat konsistensi jawaban.
3.
Menghitung
skor setiap aspek perkembangan,
4.
Menghitung
rata-rata aspek tiap siswa dan rata-rata siswa/kelompok.
5.
Membuat
grafik individual dan grafik kelompok.
6.
Interpretasi
hasil skor dan grafik.
Perangkat untuk proses
pengolahan hasil ITP
1.
Tabel
konsistensi.
2.
Tabel
kunci jawaban ITP.
3.
Tabel
skor dan tingkat perkembangan ITP.
Posted by mohamad awal lakadjo | Posted in | Posted on 22.27
ALAMAT
BLOG KELAS B
ANGKATAN
2010
JURUSAN
BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
NAMA
|
ALAMAT BLOG
|
Mohamad Awal. Lakadjo
|
Wajahkonselingkreatif.blogspot.com
|
Asrin Adam
|
Asrinadam.blogspot.com
|
Astuti Yusuf
|
Astutiyusuf.blogspot.com
|
Nur Uyun Adam
|
Nuruyunadam.blogspot.com
|
Rahmawati R. Hanyala
|
Rahmawatihanyala.blogspot.com
|
Sri Lian Kasim
|
Srilainkasim.blogspot.com
|
Fadlun Poloso
|
Fadlunpoloso.blogspot.com
|
Dessy Irawati
|
Dessyirawatisagita.blogspot.com
|
Marni Folaimam
|
Marnifolaimam.blogspot.com
|
Arminy Damopoli’i
|
ArminidamopoliiTIBK.blogspot.com
|
Komarudin Sinen
|
Lagudygenerasi92.blogspot.com
|
Nangsih Ardila Mamonto
|
Nangsih Mamonto.blogspot.com
|
Rimawati Mahmud
|
Rimamahmud.blogspot.com
|
Fitrawati Lawani
|
Fitrawatilawani.blogspot.com
|
Ririn Busura
|
Ririnbusura.blogspot.com
|
Novi Mardiana Haidari
|
Novihaidari.blogspot.com
|
Zumaldan Blongkod
|
Zumaldanblongkod.blogspot.com
|
Ahmad Jaiz Tomanyira
|
Konselingforever.blogspot.com
|
M. Rais Taher
|
Muhammadrais9.blogspot.com
|
Moh. Tani
|
Mohamadtani.blogspot.com
|
Anita Dj. Kilo
|
Anitabimbingankonseling10
|
Rusaln Lauwo
|
Gubukkonseling.blogspot.com
|
Moh. Tri Supardan
|
Bimbingandankonselingung.blogspot.com
|
Andri R. Rotinsulu
|
Newandryrotinsulu.blogspot.com
|
Langganan:
Postingan (Atom)