BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia dengan begitu banyaknya penduduk yang tersebar
di seluruh wilayah tentu memiliki individu-individu yang berbakat, dan itu
merupakan aset sanagat berharga bagi bangsa dan negara ini. Anak berbakat (gifted child) perlu mendapatkan
pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat secara optimal.
(Farhah, 2012:1).
Pelayanan
bimbinggan merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan sekolah dan
telah dilaksanakan sejak kurikulum 1975.
Menurut Miller (dalam Munandar,2009), bimbingan adalah proses untuk membantu individu
memperoleh pengertian tentang diri sendiri
dan pengarahan diri yang perlu
untuk penyesuaian diri yang maksimal di sekolah , rumah , dan
masyarakat. Senada dengan ini Munandar juga
menjelaskan (Colangelo
dan Zaffrann: 1979)
menyatakan bahwa tujuan dari konseling
ialah untuk membantu semua individu menyesuaikan diri dan tumbuh di dalam lingkungan
menuju perkembangan diri yang maksimal. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1
yakni :
“pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.
Lebih
lanjut pada pasal 5 ayat 4 “Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. Tidak hanya sampai di situ
namun dalam UU No. 22 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 “setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Berangkat dari pernyataan-pernyataan di atas, bahawa
bimbingan dan konseling merupakan salah satu unsur terpenting guna mewujudkan
pendidikan yang diharapkan bangsa, terlebih jika memanfaatkan berbagai potensi
peserta didik untuk dikembangkan secara optimal.
Namun dalam pembahasan tulisan ini lebih memfokuskan pada
anak berbakat kreatif. Anak berbakat kreatif juga perlu mendapatkan pelayanan
khusus bukan hanya siswa-siswa bermasalah saja yang perlu diperhatikan namun
seluruh peserta didik dan yang utamanya juga mereka yang memiliki bakat
kreatif, agar bakat kreatif mereka menjadi terasah, punya keterampilan sebagai
modal dalam kehidupan yang akan dijalani dalam kehidupannya.
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian pada latarbelakang terdapat beberapa poin
yang menajdi asalah pokok dalam pembahasan yang nanti akan diuraikan, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling anak
berbakat ?
2. Bagaimana bentuk dukungan lingkungan untuk anak berbakat
?
3. Bagaimana fungsi umum
dari program konseling anak berbakat ?
4. Peranan konselor dalam mengembangkan potensi anak
berbakat
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan ini, antara lain:
1. Untuk
mengetahui bagaimana bimbingan dan konseling
bagi anak berbakat.
2. Untuk mengetahui dukungan lingkungan bagi anak berbakat.
3. Untuk
mengetahui fungsi umum dari program konseling.
4. Untuk memahami peranan konselor dalam mengembangkan potensi
anak berbakat.
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini, antara lain:
1. Manfaat teoritis
Memberikan
sumbangan ilmiah terhadap pengembangan bimbingan dan konseling, khusunya
masalah bimbingan dan konseling anak berbakat.
2. Manfaat praktis
Bagi
rekan-rekan mahasiswa, mengetahui dan menambah wawasan dalam
bimbingan dan
konseling bagi anak berbakat, mengetahui bentuk
dukungan lingkungan bagi anak berbakat, mengetahui
fungsi umum dari program konseling,
dan memahami peranan konselor dalam mengembangkan potnsi anak berbakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Bimbingan dan Konseling Anak Berbakat Kreatif
2.1.1
Definisi Bimbingan
Dalam konteks perkembangan anak, bimbingan yaitu sebagai
“suatu upaya mengoptimalkan perkembangan anak (usia 6-13 tahun) melalui
penyediaan perlakuan dan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak serta pengembangan berbagai kemampuan dan keterampilan hidup
yang diperlukan anak”. (Suryana & Suryadi, 2012).
Bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau
kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan
dalam mengdakan penyesuaian diri terhadap hidup. (Winkel dalam Hardiyanti,
2012: 42).
Bimbingan ialah proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungannya. (Surya dalam Hardiyanti, 2012: 43).
Sehingga dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan untuk
mengoptimalkan perkembangan anak secara berkesinambungan dan sistematis agar
tercapai kemandirian guna mengarahkan diri terhadap lingkungannya.
2.1.2
Definisi Konseling
Menurut Shetzer & Stone (dalam Susilawati, 2012) mengartikan bahwa
konseling sebagai “counseling is an
interaction process which facilitates meaningful understanding of self and
environment and result in the establisment and/or clarification of goals and
values of future behavior”.
Konseling menurut American
School Assosiation (ASCA) (dalam Annisah Jamlah, 2012) merupakan hubungan
tatap muka yang bersifat rahasia, penuh sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor (guru BK) kepada siswa, dengan menggunakan pengetahuan
dan keterampilan untuk membantu sisa mengatasi masalah-masalahnya.
2.1.3
Definisi Anak
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2002, Anak adalah seseorang yang berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Namun anak diartikan
sebagai suatu individu yang terangkum dalam keluarga dan perlu pembinaan dari
keluarga dan linkungan masyarakat sekitar.
2.1.4
Definisi Bakat
Munandar menjelaskan bahwa bakat ialah sebagai kemampuan
bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat
terwujud. Bakat (aptitude) mengandung
makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih
lanjut. Maka yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat
khusus (Setriani, 2012: 26).
2.1.5
Definisi Kreatif
Kreatif atau sering juga dikenal dengan kretivitas adalah membuat sesuatu
baru atau memodifikasi apa yang sudah ada, disisi lain kreativitas ini sebenarnya
bukan harus menciptakan hal yang baru namun bisa jadi gabungan yang sudah ada
sebelumnya. Munandar (dalam Smith) mengungkapkan bahwa “kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalm
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya,
memperinci) suatu gagasan”.
Bimbingan Konseling adalah suatu proses pemberian
bantuan yang terus menerus dan sistematik yang dilakukan dalam susasana
hubungan tatap muka antara seseorang ahli dalam bidang bimbingan konseling
dengan konseli (siswa) agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri,
pengarahan diri, penerimaan diri dan mengaktualisasikan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Namun yang berkembanng saat ini yakni bimbingan dan konseling perkembangan.
Bimbingan dan konseling perkembangan bagi peserta didik adalah upaya pemberian
bantuan kepada peserta yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka
dapat memahami dirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar sesuai dengan
tuntutan keadaan lingkungan, keluaga dan
masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
Menurut Gysbers & handerson (Imaddudin) mengemukakan bahawa program
bimbingan dan konseling perkembangan disajikan secara reguler dan sistematis
shingga memungkinkan siswa memiliki kompetensi yang sesuai dengan tahap
pertumbuhan dan perkembanganannya.
Adapaun bimbingan dan konseling anak berbakat secara sederhana dapat
diartikan sebagai proses bantuan secara reguler dan sistematis yang diperuntukkan
khusus kepada anak-anak berbakat kreaatif guna mengembangkan potensi keterampilan
mereka untuk menciptakan atau menggabungkan hal-hal baru secara optimal.
Ada tiga indikator yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan seorang ank
berbakat atau tidak yang diungkapkan oleh (Setriani 2012). yaitu:
1.
Terlalu cepat
dewasa (precocious). Mereka dapat
mengatasi pelajaran lebih dahulu dan lebih cepat daripada teman-temannya.
2.
Maju sesuai dengan
iramanya sendri. Mereka dapat melakukan penemuan-penemuan sendiri dan
seringkali dapat mencari penyelesaian suatu masalah secara naluriah tanpa harus
melalui sederatan langkah-langkah linear.
3.
Didorong oleh suatu
keinginan yang sangat kuat dalam bidang atau domain di mana mereka mempunyai
kemampuan yang tinggi dan mereka dapat dengan mudah memfokuskan diri secara
intens dalam domain tersebut sehingga kehilangan kesadaran terhadap dunia luar.
2.2
Dukungan Lingkungan
Lingkungan
sekitarnya harus memberikan dukungan-dukungan guna pengembangan bakat
kreativitasnya, di antara lain
1.
Fleksibelitas dalam
kesempatan
Karena anak
kreatif lebih suka belajar sendiri, dan mungkin belajarnya berbeda dari siswa
yang lain, perlu diupayakan fleksibelitas dalam memberi kesempatan yang menuju
pengarahan diri secara bertanggungjawab.
2.
Contoh yang positif
Anak yang
berbakat kreatif mencari-cari model yang tepat bagi dirinya sehingga konseor
harus dapat mempertimbangkan seorang mentor sebagai model yang sesuai dengan
minat khusus anak.
3.
Bimbingan dan
dukungan
Lingkungan
harus senantiasa responsif terhadap prestasi-prestasi mereka, namun pujian yang
diberikan jangan sampai berlebihan. Pujian akan karya yang berkualitas dan
kritikan konstruktif mendukung perkembangan kreatifitas dan kepercayaan
dirinya.
4.
Rasa humor
Rasa humor
anak berbakat sering mengakibatkan masalah disiplin dalam lingkungan tanpa
humor, humor sebagai bakat dapat disalurkan dalam bentuk lisan maupun tulisan, drama
dan karya seni.
5.
Empati
Bagi konselor
sangatlah penting untuk memnerikan perhatian khusus bagi masalah anak berbakat
kreatif. Setiap anak membutuhkan perhatian dari lingkungannya baik dilingkungan
rumah (keluarga), sekolah ataupun masyarakat. Di sekolah siswa membutuhkan
dukungan dalam pengembangan talentanya. Anamun untuk anak kreatif lebih
memerlukannya karena kebutuhan khas yang menuntut keekaan konselor.
2.3
Kebutuhan & Masalah Anak Berbakat Kreatif
Anak berbakat kreatif memiliki imajinasi yang kuat,
pemikiran yang orisinial, kemandirian, dan minat yang luas dapat melibatkan
diri dengan lingkungan dan dapat menjadikan mereka sesuatu yang menarik. Di
lain pihak kemampuan mereka bertanya, bersikap kritis, bosan dengan tugas
rutin, dan kemampuan mereka untuk melihat dari sudut tinjau yang lain, dapat
mengakibatkan mereka terlibat ketegangan dan ketidaknyamanan dalam hubungan
dengan orang dewasa, atau teman sebaya, sehingga mereka perlu di bantu dalam
menjaln hubungan sosial yang efektif baik di rumah, di sekolah, serta
mengembangkan, mengungkapkan, dan mewujudkan potensi kreatif mereka yang
bermakna.
2.4
Fungsi Umum dari Program Bimbingan dan Konseling
Pada pembahasan sub pokok bahasan ini diadaptasi dari
buku Utami Munandar (2009).
Dalam
melakukan konseling yang merupakan bagian penting dari pengalaman pendidikan
semua orang, konselor menggunakan tiga proses dasar: counseling, consulting dan
coordinating
Masalahnya ialah
bagaimana konselor dapat melayani
kebutuhan anak berbakat kreatif melalui
program konseling yang regular. Bagaimana konselor dapat menananggapi kebutuhan
unik dari individu melalui program komprehensif yang disusun dengan baik.
Pertama-tama
yang penting bagi konselor ialah
kepekaan terhadap setiap kekuatan , baik
eksternal maupun internal, yang dapat
menghambat atau membatasi perkembagan
potensi individu. Konselor hendaknya
peka terhadap perbedaan individual dari
pribadi-pribadi kreatif.
Kedua, karena konselor bertanggung jawab untuk menangapi baik perubah
internal maupun eksternal, perlu ada
keragaman pelayanan. Misalnya seorang
konselor memberi konseling kepada siswa yang kreatif untuk
menghilangkan kendala internal
seperti perasaan bahwa dirinya
berbeda; pada saat yang sama konselor berunding dengan guru bagaimana menghilangkan
atau mengurangi kendala eksternal, seperti perasan
lingkungan kelas yang menghambat kekebasan
siswa. Meskipun jenis
pelayana beragam, tetapi tidak
boleh bertentengan, karena semua mempunyai dasar falsafah yang sama, yaitu memnbantu sesorang apakah secara langsung atau tidak langsung.
Ketiga,
pemberian konseling hendaknya bersifat
mengembangkan dan proaktif dari pada
remedial dan kreatif. Konseling yang bersifat
mengembangkan , dirancang untuk
meningkatkan potensi fungsional dan perkembangan dari individu
yang sehat. Konselor perkembagan berpusat pada
kebutuhan anak yang berubah dari normal
dari pada memberi intervensi
krisis atau penyembuhan. Konselor memprakarasi kegiatan dari pada
member intervensi jabatan yang
terjadi .Misalnya konselor dapat memprakarsai pelatihan dalam
jabatan yang membantu meningkatkan kesadaran
guru tentang kemungkinggan bahwa siswa
berbakat kreakif menjadi bosan
degan kegiatan kelas
yang rutin. Dengan demikian
guru dapat mengantisipasi dari pada menunggu timbulnya masalah.
Karena peran
konselor pada umumnya meliputi
konseling, pemberian konsultasi,
dan koordinasi , masing- masing akan dibahas berikut.
1.
Konseling merupakan
pelayanan dasar untuk membantu orang
dengan kecil, karena konseling
merupakan pendekatan untuk membnatu anak berkembang dan berubah, proses ini member banyak
kesempatan bagi anak kreatif
mengenal dan menerima diri sendiri . tujuan konseling pada umumnya ialah perkembagan konsep diri yang positif , memaksimalkan
potensi , dan memperoleh pemahaman
diri.ketiga tujuan konseling ini sangat
berguna bagi siswa kreatif. Konselor dapat membantu siswa
membuat tujuan ini lebih spesifik, misalnaya, seorang siswa inggin mengungkapkan suatu pandanagan yang tidak
popular tanpa perlu
merasa tidak enak.
Sebagaimana telah dikemukakan konselor dapat menghadapi siswa perorangan atau dalam
kelompok kecil. Konseling dalam
menghaapi siswa peroranagn atau dalam kelompok kecil.konseling dalam kelompok kecil bermakna
dalam member kesempatan
kepada siswa untuk saling berinteraksi dan tumbuh secara pribadi dan social
2.
Consulting atau berunding dan memberi
nasihat merupakan cara berkomunikasi dan bekerja dengan
orang-orang yang penting dalam kehidupan siswa.Cara intervensi ini membantu siswa
kreatif. Konselor dapat berunding dengan
guru dan orang tua untuk lebih
memhami kebutuhan dan potensi
anak berbakat kreakif. Makin muda
seorang anak , makin penting pelayanan
ini karena pengaruh lingkungan terhaap anak
dank arena ketidak mampuan anak untuk mengubah lingkungan.
Consulting
mendapat prioritas tinggi dalam pelayanan
penyeluruhan karena keeftivitasanyanya secara potensial.
Bidang konsultasi yang tidak
langsuns tetapi penting ialah mengenai iklim
sekolah . melalui kerja sama
dengan personilia sekolah, konselor dapat
mempengaruhi iklim sekolah , konselor
yang mempengaruhi yang iklim sekolah
yang menunjang perkembangan
kreativitas . mereka dapat membantu mengupayakan lingkungan yang sesuai
untuk gaya belajar unik tingakt
prestasi siswa kreatif.Konselor dapat
bekerja dengan banyak
kelompok, termasuk masyarakat
untuk meningkatakn kesadaran tentang pentingnya kreativitas
dipupuk sejak dini dan memperoleh dukungan
untuk program bagi anak berbakat kreakif; atau konselor dapat berunding
dengan guru tentang penggunaan kegiatan bimbingan yang mendorong
hubungan antar-teman sebaya yang baik,
dengan mengajar penerima diri dan penerima orang lain.
3.
Koordinasi juga
merupakn fungsi penting dari konselor. Fungsi ini sering
merupakan pelayanan tidak langsung
tetapi yang dapat meningkatkan
ksempata bagi individu untuk
belajar dan tumbuh , dan pasti mempunyai potensi
untuk mempengaruhi banyak orang.
Konselor sering diminta
untuk mengkoordinasi, antara lain perencanan tujua
dan sasaran program bimbingan
menguji program, cacatan prestasi
siswa, kegiatan dan matemungkin melakukan
semua kegiatan ini, tetpi ia
dapat memperbaiki kondisi dan member
pelayanan yang lebih luas kepada
lebih banyak orang.
2.5
Konseling Anak Berbakat Kreatif
Setelah
meninjau tiga bidang fungsi umum
seorang konselor, yaitu konseling,
konsultasi dan koordinasi, sekarang
lebih khusus akan dibahas
peranan konseling anak berbakat. Telah dikemukakan
beberapa cirri anak berbakat
yang dapat menimbulkan masalah dalam berbgai bidang. Silverman dalam (Munandar, 2009)
mencatat beberapa dari masalah ini berikut:
1.
Ketidakjelaskan
mengenai arti keberbakatnan
2.
Perasaan dirinya
berbeda
3.
Perasaan dirinya
tidak mampu
4.
Kritik terhadap diri
sendiri
5.
Peningkatan tingkat
lonflik dari dalam
6.
Kurang pemahaman dari orang lain
7.
Harapan yang tidak
realistis dari orang lain
8.
Rasa permusuhan dari
orang lain.
Ciri-ciri
afektif ini dan masalah yang berkaitan memerlukan program konseling
yang kuat disekolah. Setiap intervensi bertitik tolak
dari karakteristik dan kebutuhan
yang berdiferensiasi, yang meliputi
tiga bidang khusus: psikososial,
akademis, dan perencanan karier / hidup.
1.
Stategi untuk
kebutuhan psikologi anak berbakat
Seperti halnya dalam bidang kognitif, kebutuhan psikososial anak berbakat memerlukan pengenalan
dan pemahaman yang jelas mengenai
ciri-ciri afektif yang membedahkan
anak berbakat dari normsa. Beserta
stategi menghadapi masing –masing dari kebutuhan tersebut
bagi pendidik dan orang tua untuk
dipertimbangkan implementasinya
dalam pertemuan konseling .
2.
Strategi
untuk kebutuhan konseling akademis
Siswa berbakat
memerlukan bantuan dalam perencananan akademis
mulai kelas enam SD , dan
secara ajeg selama pendidikan menengah . kebutuhan utama
dalam bidang ini stategi berkenaan dengan memehami penerapan
subjek akademis dalam kehidupan nyata;
mengembankan stategi metakognitif ;dan memahami dan menilai pilihan dan kesempatan.
a.
Memahami informasi
pengetasan / Asesmen
Meskipun siswa berbakat pada umumnya
mencapai hasil baik pada tes baku, sering mereka tidak memahami arti
dari hasil-hasil tersebut.
Program konseiing dapat membantu siswa memahami bagaimana hasil-hasil tes dapat
ditaksir untuk tujuan perencanaan
akdemis.
b.
Penerapan Akademis dalam kehidupan Nyata
Kesempatan untuk mengalami perluasan subjek akademis
dalam kehidupan nyata
membuat [roses perencanaan
akademis lebih bermakna
bagi siswa berbakat.
Pengelaman seperti ini juga
member pemahaman bagi siswa
mengenai kemungkinan karier
di masa depan. Pada tingkat
SMP dan awal SMA kesempatan ii juga member pengalaman
kaya bagi siswa untuk
mengambil keputusan tenteang
mata ajaran pilihan. Dalam
layanan masyarakatan sebagai
bagian dari persyaratan
untuk mata ajaran tertentu atau
sebagai kerja sukarela sesudah sekolah
c.
Program mentor
Program mentor
seperti telah dikemukakan
pengalaman kepada siswa
untuk bekrja dengan
tokoh atau pakar
dalam bidang tertentu secara
perorangan. Model mentor bermakna
tidak sebagai perencanan
akademi s saja, tetapi
juga untuk melayani kebutuhan
psikososial, karena mentor dapat
menjadi model peranan yang penting bagi anak berbakat . mentor juga
dapat member bimbingan dalam membuat keputusan
tentang pilihan studi
dan karier.
Dengan demikian
mentor berfungsi sebagai tutor
dan konselor , membantu
meningkatkan pengetahuan siswa dalam
bidang tertentu; ia juga membnatu dan mendorong
siswa dalam mempertimbangkan berbagia tantngan dan kesempatan.
d.
Keterampilan
Mengorganisasi dan Mengelola
Gagasan dan saran mengenai bagaimana belajar, mengatur waktu,
dan kegiatan lain yang memerlukan keterampilan organisasi dan menejmen , sangat bermanfat
bagi siwa berbakat, terutama
setelah masuk pendidikan menengah
. konseling akademis perlu
memperhatikan baidang ini. Berikut
beberapa saran untuk
belajar secara efektif , yakni:
1.)
Buatlah jadwal
belajar yang memuat batas
waktu jangka panang
dan jangka pendek . siapkan
jadwal ini pada tanggalan
bulanan , pantau setiap
minggu, dan buatlah daftar belajar harian
sehubunggan dengan pekerjaan rumah, proyek jangka
panjang, dan seterusnya.
2.)
Sediakan tempat belajar di rumah
yang nyaman, dengan b
peralatan belajar yang
diperlukan dan penerangan
yang sesuai.
3.)
Bentuknya kelompok
studi atau temukan
seorang siswa engan
minat yang mana
untuk belajar minimal
sekali seminggu. Lakukan Tanya
jawab( kuis ) dan tinjau ulang bidang-bidang utama
yang harus dipelajari . peer
tutoring membantu membangun keterampilan belajar.
4.)
Mintalah bantuan untuk
bidang yang tida
dipahami. Sering siswa
berbakat memerlukan bantuan
untuk mengupas suatu
masalah atau suatu
proyek khusus yang ditugaskan
5.)
Usahkan untuk
belajar atau bekerja pada suatu
proyek setiap hari sedikit, jangan menunda
sampai saat terakhir .
tugas-tugas di sekolah menengah sering terlalu
luas untuk apat diselesaikan dalam waktu singkat.Bekerja setiap
hari membangun displin diri yang perlu untuk kebiasaan belajar yang
berhasil.
6.)
Jika tersedia
alternative,pilihlah proyrek di luar
yang menarik, dan usahkan kreatif dalam memilih media untuk menyiapkan
proyek tersebut.
e.
Memberi informasi
mengenai pilihan program dan subjek
Aspek
lain yang penting dalam konseling akademis
ialah memilih siswa dan keluargaanya untuk
dapat menetukan pilihan yang
tepat , jika siswa berbakat
akan mengikuti program pengayaan, hal itu harus
dibicarakan dari awal sehingga
siswa dan orang tua dapt
membuat rencana yang sesuai.
3.
Strategi Untuk
Kebutuhan Konseling Karier
Tujuan dari pendidikan dan bimbingan
karier ialah member kesempatan kepada siswa
untuk a) menjajaki alternative
karier yang beragam , b) mempertimbangkan lebih
mendalam sejumlah alternative
yang sesuai denagn minat dan kemampuan
pribadi , c) membuat
keputusan tentang karier, dan
d) mengembangkan rencana
hidup untuk mewujkan keputusan
ini(Munandar, 2009).
Penampakan terhadap model karir yang tidak bias
merupakan bidang kebutuhan lain dari anak berbakat. Beberapa prototip yang
bermakna untuk menjadi bahan diskusi di dalam kelas ialah:
1.
Piliha berganda
2.
Minat sebagai karir
atau kegemaran
3.
Mensintesiskan minat
dalam berbagai bidang
4.
Pengalaman kehidupan
nyata untuk penjajakan bidang kariri
5.
Mencipta karir baru
atau yang tidak rajim
6.
Menjajaki teman hidup
untuk pemelihan karir
Kebutuhan konseling karir lain bagi anak berbakat
adalah dalam bidang perencanaan hidup.
Karena mereka memliki
potensi untuk mencapai prestasi dalam
berbagai bidang, mereka perlu
memahami bagaimana sebaiknya membuat keputusan pada berbagai
tahap perkembangan. Kebanyakan
remaja mengalami kesulitan untuk”
melihat masa depan “ diluar pendidikan
di sekolah , oleh karena itu penting
bagi mereka untuk mengkaji berbagai
model kehidupan. Anak perempuan berbakat
perlu mempertimbangkan aternatif yang
ada seputar kehidupan karier dan
keluarga dan dalam urat apa. Beberapa gagasan yang dapat di implmentasikan di sekolah sehubungan dengan masalah ini ialah :
1. Siswa
di minta menulis makalah tentang “
falsafah hidup” . kepercayaan dan nilai apakah
yang mereka anut mengalai kehidupan ?
bagaimana hal ini dapat di kaiatan
dengan penentuan tujuan untuk
masa dewasa?
2. Siswa
di minta mengembangkan lima tujuan untuk empat tahun yang akan, dan menyusun
rencana tindakan untuk implimentasi.
3. Gunakan
tehnik pemecahan masalah secara kreatif untuk menangani beberapa dilemma dalam
perencanaan kehidupa, seperti: bagaimana linda dapat memutuskan apakah ia akan
memutuskan apakah ia akan menikah sesudah tamat pendidikan tinggi, atau
mengembangkan karir dulu? Bagaimana iwan dapat memutuskan antara studi
kedokteran atau tehnik?
4. Siswa
mempelajari kehidupan beberapa tokoh yang unggul dan dengan sengaja membuat
rencana hidup. Factor-faktor apakah yang mempengaruhi mereka dalam berbagai
tahap perkembangan?
5. Siswa
mewawancarai beberapa tokoh yang mereka kagumi, dengan yang menentukan.
Kejadian apakah yang menurut mereka yang penting dan mengapa?
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Bimbingan dan konseling anak berbakat kreatif merupakan suatu program yang
tidak insidental dan tiba-tiba saja dilaksanakan namun perlu perencanaan,
rancangan, pelaksanan program, ecaluasi, dan tindak lajut dalam pelaksanaanya. Dalam
mengambangkan bakat seorang anak dibutuhkan juga faktor lingkungan guna
mendukung perkembangannya karena siswa tidak hanya berinteraksi dengan personel
di sekolah saja, namun dengan dunia luar juga ia melakukan interkasi itu perlu
diketahui oleh dunia luar dan bagi dirinya pula. Berbagai fungsi dalam
bimbingan dan konseling sangatlah bermanfaat bagi anak berbakat, terlebih jika
sudah masuk pada tataran tindakan konseling anak berbakat.
DAFTAR PUSTAKA
Annisah Jamilah, Siti. 2012. Profil Prokrastinasi Akademik Siswa dan Implikasinya Bagi Program
Bimbingan Akademik. (Skripsi) diterbitkan
tersedia online di www.repository.upi.edu
Hardiyanti, Nita Qisthi. 2012. Program Pribadi Sosial Berdasarkan Identitas Interpersonal Peserta
Didik. (Skripsi). Diterbitkan tersedia online di www.repository.upi.edu
Imaddudin, Aam. 2011. Program
Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Komitmen Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. (Skripsi) diterbitkan tersedia online di www.repository.upi.edu
Munandar,
Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta
Setriani,
Diny. 2012. Perbandingan Penyesuaian Diri Antara Siswa Berbakat Akademik Di Kelas
Akselerasi Dengan Kelas Reguler Dan Implikasinya Terhadap Program Bimbingan Dan
Konseling:
(Studi Komparatif terhadap Siswa
Berbakat Akademik Kelas X dan XI SMAN 1 Sumedang Tahun Ajaran 2011/2012). (Skripsi)
diterbitkan tersedia online di www.repository.upi.edu
Smith, Mardia Bin. 2012. Pengembangan Kreativitas. Universitas Negeri Gorontalo Fakultas
Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan Konseling
Susilawati. 2012. Program
Bimbingan dan Konseling Untuk mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMP. (Skripsi).
Diterbitkan tersedia online di www.repository.upi.edu
Suryana, Asep & Suryadi. 2012. Modul Bimbingan
Konseling. Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama Islam RI